26 Mei 2011

PECUNDANG YANG BERNASIB BAIK


Judul Film : Limitless
Jenis Film : Thriller
Produser : Leslie Dixon, Scott Kroopf,
Ryan Kavanaugh
Produksi : Relativity
Durasi : 105 Menit
Pemain : Bradley Cooper, Abbie Cornish,
Robert De Niro, Anna Friel,
Andrew Howard
Sutradara : Neil Burger
Penulis : Leslie Dixon

Eddie Morra (Bradley Cooper) dalam film ini memang memilih nasib buruk untuk menjadi seorang pecundang. Sehari-hari tampak persis ia tidak melakukan kegiatan apa-apa. Bahkan, terlihat seperti gelandangan yang mengotori jalan-jalan Amerika. Hidupnya benar-benar rusak hingga teman-teman dekatnya meramalkan Eddie tak punya masa depan. Apalagi ia dikenal sebagai pecandu kokain.
Untungnya, kisah buruk itu segera berubah. Pertemuannya dengan seorang sahabat lamanya membuat masa depan Eddie tiba-tiba saja berubah total. Sebab, pertemuan tak sengaja itu telah memperkenalkan Eddie Morra pada MTD-48, yaitu obat yang konon bisa memacu kerja otak sehingga ia bisa memanfaatkan 100% dari kemampuan otaknya secara brilian.
Ternyata, janji itu bukan sekadar omong kosong. Setelah meminumnya, Eddie memang berubah. Ia menjadi bisa menulis buku hanya dalam waktu satu hari saja. Ia bisa belajar bahasa asing dalam waktu sangat singkat dan tak ada hal yang tak bisa ia pelajari dalam sekejap. Eddie telah menemukan kekuatan supernya.
Eddie lantas memanfaatkan kemampuan supernya itu untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Dengan cepat pula ia berhasil menguasai Wall Street, kemudian menjual saham-saham kecil hingga bernilai jutaan dolar. Eddie pun menjadi miliarder ternama di Amerika. Prestasinya tersebut menarik perhatian Carl Van Loon (Robert De Niro), yang mengundang Eddie untuk membantu merger broker terbesar dalam sejarah perusahaannya. Mereka juga menginginkan Eddie dapat menarik perhatian investor besar.
Tidak hanya demikian, perubahan hidup yang drastis dan efek samping obat misterius itu juga membuat Eddie dibuntuti sekelompok gangster misterius dan polisi yang terus mengintainya. Eddie mencoba untuk bertahan tanpa obat dalam waktu cukup lama untuk mengecoh musuh-musuhnya. Inilah yang menjadi scene-scene menarik dalam film yang konon telah menghabiskan jutaan dolar ini.
Seperti kebanyakan film Hollywood, Limitless juga diadaptasi dari sebuah novel berjudul The Dark Fields, karya Alan Glynn. Novel ini memang tak serta-merta dipindahkan ke layar lebar. Leslie Dixon sebagai penulis skenario haru membuat interpretasi ulang dari novel yang terbit di tahun 2001 itu. Hasilnya, memang tak terlalu memuaskan dari sisi alur cerita meski di sisi lain film ini punya nilai plus.
Di zaman modern seperti ini kemampuan yang dimiliki karakter utama film ini memang tak lagi jadi sesuatu yang terlalu istimewa. Di saat Internet sudah jadi teman sehari-hari, mengingat jutaan informasi sudah tak terlalu wah lagi. Untuk memproses sekian banyak data pun sudah bisa dilakukan oleh komputer dan fakta itu membuat film ini jadi terasa sedikit tidak relevan lagi.
Selain itu, banyak celah logika yang membuat alur kisah film ini jadi sedikit susah diterima nalar. Untungnya, kelemahan itu tertutup oleh visualisasi yang cukup menarik. Paling tidak, film yang rencana rilis di bioskop tanah air pada bulan Mei ini masih cukup enak ditonton asalkan Anda tak menuntut terlalu banyak soal logika. Paling tidak, sepertinya penonton tak terlalu kecewa, terbukti dengan pendapatan film ini yang cukup mampu membuatnya bertahan di sepuluh besar box office selama 4 pekan ini.
Menariknya lagi, Bradley Cooper juga berhasil membuktikan kalau ia adalah seorang aktor yang layak dapat acungan jempol. Bradley berhasil menggambarkan sosok Eddie dari awal sampai akhir dengan sangat sempurna. (QM)

Tidak ada komentar: