24 Mei 2011

APA YANG TERJADI BILA MANUSIA TIDAK ADA LAGI?


Judul Buku : DUNIA TANPA MANUSIA
Penulis : Alan Weisman
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 1, Juni 2009
Tebal : 430 halaman
Harga : Rp 70.000,-

Kemampuan bereksperimen untuk membaca masa depan merupakan salah satu ciri khas manusia. Karena secara neurologis lobus frontalis manusia memang didesain untuk mampu menopang aktifitas kognitif tingkat tinggi. Dan ini sudah menjadi kebutuhan manusia itu sendiri dalam mencapai suatu titik terang atas pertanyaan dan pernyataan yang sering muncul dari problematika dunia yang dinamis dan semakin kompleks.
Seperti halnya prediksi Alan Weisman dalam bukunya yang berjudul Dunia Tanpa Manusia, ini adalah salah satu ekperiman pemikiran luar biasa di zaman ini, yang kalau tidak berlebihan bisa disejajarkan dengan gagasan Leonardo De Caprio pada puluhan abad lalu tentang ekperimen kendaraan masa depan manusia yang hari ini benar-benar telah kita buktikan kebenarannya. Eksperimen Weisman ini adalah sebuah terobosan besar yang menakjubkan tentang apa yang akan terjadi pada bumi bila manusia tidak ada lagi?
Melalui buku ini Alan Weisman ingin mengajak kita sebagai makhluk yang berfikir untuk merenung sejenak dari segala aktifitas yang membuat dunia kita menjadi demikian gerah, lalu membayangkan apa yang ada di sekitar kita saat ini. Di dunia kekinian. Mulai dari benda seperti bangunan rumah yang kita huni, kendaraan bermotor yang kita miliki, jalan-jalan yang membentang, hingga gedung-gedung tinggi yang menjulang. Lalu bayangkan semua manusia penghuni bumi ini lenyap dalam sekejap tak tersisa, dan apa yang akan tejadi? Sebuah pertanyaan yang cukup mencengangkan yang mampu membawa alam pikiran kita kepada sesuatu yang absurd namun dalam intensitas yang tidak berlebihan di dunia nyata.
Setelah kita musnahkan semua manusia, pertanyaan selanjutnya muncul adalah berapa lama kira-kira iklim akan kembali pada keadaan semula sebelum kita menghidupkan motor-motor kita? Berapa lama waktu yang diperlukan alam untuk kembali ke keadaan semula, mengembalikan taman Firdaus ke pesona dan aroma seperti sebelum kemunculan Adam atau Homo Habilis? Mungkinkah ia menghapus jejak kita, merobohkan jalan-jalan dan bangunan megah, dan mengurai begitu banyak plastik serta bahan sintetik beracun kepada dasar semula? Atau ia tidak dapat memusnahkannya?
Lalu bagaimana dengan ciptaan terbaik kita, bertahankah? Akankah ia meninggalkan jejak? Dan mungkinkah ketiadaan sumbangsih manusia kualitas planet ini menjadi berkurang, atau justru sebaliknya manusia yang telah membinasakan dirinya sendiri menuju gerbang kehancuran pusat kehidupan semesta ini?
Ini adalah sebuah tur yang sangat memikat tentunya, yang akan mampu mengisi ruang-ruang pengetahuan kita yang selama ini demikian dangkal terhadap persoalan masa depan alam yang sudah hampir memasuki dekade akhir ini. Ini adalah pendekatan yang sangat baru terhadap pertanyaan bagaimana pengaruh hubungan manusia dan planet bumi terhadap kehidupan semesta.
Narasi Weisman ini akhirnya akan mengarahkan pada penyelesaian yang cukup radikal, tapi sangat persuasif yang tidak bergantung atas lenyapnya umat manusia. Ini adalah contoh narasi nonfiksi pada tingkatan tertinggi, dan dengan menunjukkan konsep yang sangat menggoda dengan sentuhan yang menggairahkan. Ia juga dengan cermat melihat akibat yang ditimbulkan manusia terhadap planet ini dalam cara yang sangat baru.
Walau bagaimanapun melalui buku ini Alan Weisman ingin menyampaikan pesan yang sangat serius, terutama masalah pengundulan hutan, perubahan iklim dan polusi udara yang menjadi musuh besar dunia saat ini. Karena kita dan semua agama-agama mengakui bahwa zaman akhir itu memang ada, dan mungkin sudah dekat sekali, sedangkan manusia hanya mampu untuk mempercepat atau memperlambat prosesnya. Seperti kata Abdulhamid Cakmut, kita dapat memperlambat proses itu - yang baik adalah mereka yang berusaha keras memulihkan harmoni dan mempercepat regenerasi alam. (hlm 385)

Tidak ada komentar: