26 Mei 2011

NUKLIR YANG MENGANCAM, NUKLIR YANG MENYEJAHTERAKAN


SEPERTI yang Anda lihat dalam pemberitaan berbagai media belakangan, pascabencana gempa bumi dan tsunami di Jepang, kini giliran “nuklir” di Fukushima mengancam masyarakat karena mengalami kebocoran. Konon reaktor tersebut sudah mengalami ledakan beberapa kali. Tak ayal ini membuat masyarakat Asia berdebar-debar, karena takut radiasi. Apalagi masyarakat Jepang yang bermukim di lingkaran 30 km wilayah PLTN Fukushima.
Melihat kondisi ini, Pemerintah Jepang akhirnya mengumumkan bahwa radius aman untuk warga dari PLTN Fukushima ialah sejauh 30 km. Namun ahli nuklir RI di Jepang merekomendasikan KBRI Tokyo untuk mengevakuasi WNI ke radius 50 km dari PLTN Fukushima. Saran ini dihasilkan setelah 10 pakar nuklir Indonesia yang sedang menyelesaikan studi di Negara Jepang mengadakan pertemuan dengan KBRI Tokyo.
Bercermin dari fenomena yang cukup menyita perhatian dunia ini, mungkin Anda akan bertanya, sebegitu menakutkankah nuklir, sehingga masyarakat mesti dievakuasi dalam radius 50 km melebihi peristiwa alam gunung Merapi?

Nuklir yang Mengancam
Patut diketahui bahwa isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan lebih-lebih bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl yang mematikan wilayah Belarus, Rusia, Ukraina, bahkan mengancam Eropa. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir bagi masyarakat, bukan hanya di Indonesia.
Kekhawatiran atas kebocoran nuklir tersebut memang sangat beralasan, mengingat akan akibat yang sangat mengerikan bila hal tersebut benar-benar terjadi. Sebab kandungan uranium yang besar dari hasil ledakan bisa menguap kemana-mana, menyebar melalui udara dalam bentuk gelombang. Kemudian efek radiasi yang ditimbulkan bisa berdampak cukup serius bagi kesehatan manusia, tumbuh-tumbuhan dan seluruh makhluk hidup.
Penyebaran radiasi nuklir ke tubuh manusia bisa mengakibatkan beberapa hal, antara lain tubuh bisa terbakar dan menghitam, merusak sel-sel tubuh hingga mengakibatkan gangguan keturunan akibat rusaknya DNA, kanker, dan pada puncaknya bisa mengakibatkan kematian, seperti dalam tragedi Chernobyl 1986 yang memusnahkan banyak manusia dan binatang.
Alasan inilah yang membuat sebagian kalangan menolak pembangunan PLTN di wilayah Indonesia, termasuk WALHI salah satu yang paling bersuara. WALHI menyerukan agar pemerintah menghentikan rencana pembangunan PLTN di Indonesia, mengingat potensi dampak negatif yang begitu besar dan minimnya kesiapan dan tenaga ahli.

Nuklir yang Menyejahterakan
Dunia memang akan selalu menuntut manusia untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Dan salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial menurut banyak kalangan ahli ialah energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, namun sepertinya energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak dan sudah dibuktikan oleh beberapa negara maju akan kehebatannya.
Demikian pula di Indonesia, nuklir menjadi satu-satunya jawaban yang didapat oleh Pemerintah untuk mengatasi krisis energi nasional. Apalagi setelah melihat dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi. Salah satu contoh energi nuklir yang sudah dimanfaatkan oleh banyak negara ialah energi listrik atau di Indonesia lebih dikenal PLTN, kini dalam proses pengerjaan.
PLTN adalah pembangkit listrik tenaga nuklir yang merupakan kumpulan mesin pembangkit yang memanfaatkan tenaga nuklir sebagai tenaga awalnya. Prinsip kerjanya sama seperti uap panas yang dihasilkan untuk menggerakkan turbin. Secara sederhana, rancangan PLTN ialah boild water reactor. Setelah ada reaksi nuklir fisi secara bertubi-tubi di dalam reaktor, maka timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin dan turbin berputar dan poros turbin dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.
Di Indonesia sudah ada berdiri beberapa reaktor nuklir milik Badan Tenaga Atom Nasional, seperti di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong digunakan untuk riset obat dan pangan. Inilah diantara manfaat teknologi nuklir yang sudah dirasakan warga di 23 Provinsi di Indonesia, antara lain meliputi, pengawetan bahan makanan, pendeteksi sumber air, pembibitan padi, dan pengobatan.
Seperti di Bangkalan, teknologi nuklir sudah dimanfaatkan untuk mendeteksi sumber mata air di desa-desa yang dilanda kekeringan. Sementara di Sampang dan Sumenep untuk pembibitan padi.
Itulah energi nuklir, penuh manfaat dan sarat mudharat bila semua masyarakat tak awas. Dalam Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional tertera bahwa, pembangkit tenaga nuklir akan menjadi energi alternatif pada tahun 2025. Artinya, Anda mesti bersiap-siap menuju era baru energi yang tak tergantikan! (QM)

Majalah MBP Maret 2011

Tidak ada komentar: