20 Oktober 2009

SEJUTA ALASAN UNTUK TOLAK MIYABI

Oleh: Almuttaqin/Qin Mahdy

Miyabi - Sebuah nama yang cukup fenomenal di pekan ini menghiasi gendang telinga anak-anak Negeri, mulai dari mereka yang masih minum ASI hingga bapak-bapak yang sudah beristri. Ini sudah menjadi bagian dari resiko teknologi informasi setelah salah seorang Sutradara kondang Indonesia ingin mempersuntingnya untuk membintangi sebuah film komedi ”Menculik Miyabi” di Indonesia.
Saya sempat tertawa membaca berita ini di salah satu media massa, karena yang terbersit pertama di benak saya adalah harga diri filmmaker Indonesia. Entah mereka berniat lain saya tidak begitu paham, namun sebagai bangsa yang bermartabat dan khususnya bagi filmmaker kita harus cerdas. Kita harus bisa memberikan sesuatu yang berbobot kepada penonton, dan figur seperti ini pantas atau tidak untuk di ekspos kepada jutaan penonton yang mayoritas adalah orang-orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma keagamaan.
Saya sangat mendukung sekali berbagai aksi penolakan kerjasama dengan artis asal Jepang ini oleh berbagai kalangan di laur sana, bukan berarti saya pamer iman, tapi ini menyangkut harga diri bangsa dan perkembangan psikologis remaja kita kedepan. Kita harus berfikir lebih maju, jangan hanya sekedar mementingkan egoisme diri atau golongan, karena di luar sana banyak anak-anak lugu yang mesti dijaga kesuciannya, mesti dibela hak-haknya menyangkut hal-hal fositif.
Ada sejuta alasan mengapa saya menolak Miyabi untuk kerjasama dengan filmmaker kita, namun di sini saya hanya ingin memberikan satu saja yang paling urgensi menyangkut moral, dan ini sangat berakibat fatal bagi perkembangan remaja Indonesia ke depan bila ini terjadi, yaitu secara tersirat Miyabi ingin menyampaikan misi sex bebas bagi jutaan remaja Indonesia yang masih lugu-lugu. Walaupun di dalam filmnya tidak ada adegan-adegan panas umpamanya, namun image Miyabi akan menyampaikan pesan tersebut secara tidak langsung.

Tidak ada komentar: