13 Oktober 2009

MELIHAT SISI LAIN B.J. HABIBIE


Judul : TESTIMONI UNTUK B.J. HABIBI
Penulis : Soeharto, dkk
Penerbit : Ombak
Cetakan : 1, 2009
Tebal : 476 hlm
Harga : Rp. 80.000,-





Resensi
Oleh : Almuttaqin/Qin Mahdy
Koran Jakarta, 6 Agustus 2009

Habibie, demikian nama ini terpatri pada Bangsa Indonesia sebagai teknologiawan jenius yang telah memutuskan mata rantai kemustahilan Indonesia untuk bisa membuat industri pesawat terbang sendiri, sebuah teknologi tingkat tinggi. Apa yang dilakukan Habibie dan timnya telah mengharumkan nama bangsa dan mampu menciptakan prestige yang sangat baik bagi bangsa ini di mata dunia. Tak bisa dipungkiri bahwa di dalam negeri tokoh jenius berdarah Pare Pare ini pun akhirnya menjadi Idol bagi semua kalangan, dicintai para anak-anak, dikagumi oleh remaja, bahkan menjadi idam-idaman banyak orang tua supaya anak-anak mereka nanti bisa menjadi Habibi-Habibi yang lain.
Sosoknya kian melekat di hati rakyat Indonesia tatkala dirinya diangkat menjadi Presiden RI menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri pada tahun 1998. Ia memimpin Indonesia dalam salah satu dekade politik yang paling carut-marut dalam sejarah negeri ini, yaitu pada masa tumbangnya kerajaan Orde Baru. Banyak kebijakan yang ia torehkan, namun tak selamanya mengundang pujian, bahkan celaan dan gunjingan lebih sering menghantui di balik kursi kepresidenannya yang berumur demikian muda.
Salah satu prestasi terbesar Habibie dalam percaturan politik tanah air adalah ia berhasil membuka kunci demokratisasi Indonesia menuju iklim yang terbuka, yang hasilnya bisa kita rasakan hingga hari ini. Walau masih banyak beredar isu tentang Habibie sebagai fotocopi Soeharto, namun pada hakikatnya ia bukanlah titah Soeharto. Sama halnya dengan wacana Soeharto yang dianggap fotocopi Soekarno. Toh Habibie memimpin Indonesia sangat berbeda dengan cara yang digunakan oleh Soeharto, walau memang sebagian kebijakan harus dilanjutkan menimbang tingkat urgensinya bagi kepentingan dan kestabilan negara pada waktu itu.
Ketika kita dihadapkan pada sosok Habibie, adalah sebuah keniscayaan yang sempit jika kita beranggapan bahwa dia hanyalah sekedar teknokrat dan mantan Presiden, karena sebagai manusia “jenius” tentu ia mempunyai sisi-sisi menarik dan khas tentang manis getir kehidupannya yang selama ini tidak pernah dibuka di muka publik. Mulai dari kehidupan perjuangan, tentang keteguhan hati, hingga pergulatan spiritual yang membuatnya selalu nyaman dan rileks menjalani hari-hari hidup dengan senyum di tengah hiruk-pikuk massa dan masyarakat yang selalu berkerut.
Sementara dari sudut pandang agama, Habibie dikenal dengan tokoh Islam yang sangat moderat dalam urusan agama. Mengayomi semua agama untuk saling toleran dan bantu-membantu dalam menciptakan kestabilan tanah air. Demikian pula kebesarannya tak kalah dengan Soeharto, buah tekad generasi korban perang ini namanya melambung ke banyak negara, hingga berhasil mengukir sejarah besar di Aachen-Jerman sebagai mahasiswa terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia.
Buku ini merupakan kumpulan beragam kisah yang dihimpun oleh penulis dari 100 lebih sumber, seperti Almarhum Presiden Soeharto, Jend TNI Soemitro, Gunawan Muhammad, dan banyak lagi tokoh publik lainnya. Ada kisah yang mengundang kekaguman, mengharukan, mengkritik, bahkan kisah jenaka dari kehidupan Rudy (panggilan waktu kecil) sang genius Indonesia ini akan mampu membuat hati kita seperti digoyang-goyang. Semua cerita hidupnya juga disampaikan lewat penuturan orang-orang terdekat dan orang-orang yang pernah bertemu dengannya, ini merupakan mutiara yang sangat berharga untuk memahami Habibie. Dan jika kita ingin bercengkrama untuk menyelami Habibie lebih personal, lihatlah ia dari kacamata para sejawat dan keluarganya yang disajikan dalam buku yang cukup renyah ini.

Tidak ada komentar: