30 Juli 2012

PERANG PERANGAN BERSAMA AIRSOFT


Ketika senjata api dilarang dipakai sembarang orang, airsoft diciptakan untuk memenuhi hasrat itu sebagai olahraga menembak dan pengaplikasian strategi pertempuran dalam sebuah simulasi perang (aman) yang mirip seperti aslinya.

Pelataran Point Square Lebak Bulus, pagi, Sabtu (05/05) tidak cuma diramaikan oleh artis dan grup band yang sedang manggung, tapi Point juga diramaikan oleh para tentara berbaju loreng yang lalu-lalang dengan persenjataan lengkap. Hum! Jangan salah kira ada penggrebekan teroris, karena tepat di lantai 3 basemant sedang dilaksanakan acara Indonesia Airsoft Show 2012 dan turnamen airsoft seluruh Indonesia.
Berbagai komunitas dan tim dari seluruh pecinta airsoft tanah air sengaja datang ke sini untuk berkompetisi. Ada Riau, Jambi, Surabaya, Jawa Barat, Bogor, Gorontalo, dan tak ketinggalan Clarity salah satu komunitas airsoft Cibubur juga ikut dalam kompetisi akbar kali ini. Mereka membawa perlengkapan masing-masing. Layaknya dalam sebuah misi perang, pagi itu mereka mulai menyiapkan semua perlengkapan bertempur. Seragam militer, magazine (unit), kacamata pelindung, vest, kneepad, elbow pad, helm, sepatu, dan tak ketinggalan unit diisi BB (sebutan untuk peluru).
Airsoft merupakan sebuah olahraga atau permainan yang mensimulasikan kegiatan militer yang menggunakan replika senjata api yang sering disebut airsoft gun. Permainan ini awalnya dimulai di Jepang pada tahun 1970-an, dimana kepemilikan senjata api sangat sulit didapatkan karena ketatnya peraturan, kemudian para pencinta senjata lalu mencari alternatif yang legal untuk melakukan hobi mereka. Dan sekarang kegiatan airsoft ini paling populer di Jepang, Tiongkok, Hong Kong, Macau, Korea Selatan, dan juga menyebar ke Filipina, Amerika, Eropa dan Indonesia.
Salah satu peserta, Tomi dari tim Clarity, ia terjun menekuni hobi airsoft ini sudah lebih dari tiga tahun. Ia sudah bermain di banyak tempat, in-door maupun out-door sudah pernah ia lakoni. Tomi mengakui permainan airsoft diciptakan hanya untuk memenuhi hasrat para pecinta senjata untuk mengalami pengalaman menembakkan senjata dan bertempur dalam skirmish (permainan perang-perangan). “Suasana perang sangat terasa ketika bermain,” katanya.
Perang tentu identik dengan kekerasan, namun permainan airsoft punya kode etik sendiri yang dinamai rules of game (ROG). Beberapa di antaranya unit tidak boleh lebih dari 430 fps. Menjaga kesopanan dalam ucapan. Tidak boleh memukul lawan. Dilarang membawa senjata selain airsoft, seperti pisau, petasan. Dan yang paling penting fisik pemain harus sehat.
Lalu berapa kos yang harus dibayar jika mau bermain airsoft? Berdasarkan penjelasan Tomi, saat ini sudah disediakan tempat penyewaan dengan bayaran 30-50 ribu rupiah perjam. Sedangkan kalau ingin beli sendiri harganya lumayan mahal dibanding bermain futsal, karena unit yang paling murah saat ini 3,5 juta rupiah. Lalu perlengkapan pakaian dan pelindung muka kira-kira habis 250 ribu rupiah. Mengurus surat izin kepemilikan unit 400 ribu rupiah. Waw! Angka yang cukup fantastis untuk membayar sebuah permainan yang sangat menguji adrenalin. Untuk Anda yang ingin mencoba, tunggu apalagi silakan datangi komunitas ini di kota Anda!

Tidak ada komentar: