03 Juli 2009

HILLARY BUKAN PEREMPUAN BIASA


Judul Buku : HILLARY

Penulis : A. Bahar

Penerbit : Penebar Swadaya-Jakarta

Cetakan : 1, 2009

Tebal : 188 halaman

Harga : 48.000


Resensi
Oleh : Almuttaqin/Qin Mahdy

Koran Jakarta, 02 Juli 2009


Dewasa ini sangat sedikit sekali kita temukan sosok perempuan yang luar biasa, yang tidak hanya berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dimana ia tinggal, tetapi lebih jauh merunut pada tataran kehidupan universal dan dunia perpolitikan bangsa-bangsa. Apalagi di Indonesia, karena sejatinya perempuan-perempuan kita lebih banyak yang memilih mengkultuskan dirinya sebagai orang nomor dua setelah laki-laki, sehingga dalam hal apapun mereka seolah-olah tak ingin menjadi yang terdepan sebagai penentu kebijakan-kebijakan yang selayaknya dihormati. Mereka lebih memilih menjadi domba-domba daripada menjadi sang gembala yang memiliki domba.

Namun, diantara yang sedikit itulah nama Hillary pantas masuk ke dalam daftar perempuan yang berpengaruh di dunia saat ini. Ia telah mendobrak segala kegelisahan panjang perempuan-perempuan dunia atas kultus dirinya sebagai orang nomor dua tersebut, sehingga ia dalam sejarah Amerika Serikat bukan hanya sebagai istri Presiden, tetapi disamakan dengan tokoh perempuan lain yang cukup legendaris, seperti Elenor Roosevelt (istri Presiden Roosevelt) dan Naomi yang vokal dalam menyuarakan tentang isu-isu kesenjangan dunia.

Hillary yang dikenal dengan performa apa adanya lahir dari keluarga sederhana. Namun, nasib telah mengantarkannya menjadi Ibu gubernur Arkansas sejak tahun 1979 hingga 1992. Kemudian cukup lama ia menjadi Ibu Negara pada periode pemerintaha Bill Clinton, 1992-2000. Namanya terus melambung tak terhenti sampai di situ, pada tahun 2000 ia terpilih menjadi Senator AS asal New York yang dikenal hangat oleh rakyat Amerika hingga berakhir masa jabatannya pada 2008.

Namun, di balik karir yang gemilang tersebut tentu ada kerikil tajam yang selalu mengganggu dan berusaha menunda perjalannya. Demikianlah muncul Monica Lewinsky menjadi batu sandungan yang sangat besar bagi Hillary. Bagaimana ia harus menjelaskan perasaan seorang wanita yang menyandang posisi sebagai ibu negara di hadapan publik atas peritiwa skandal yang dialami suaminya. Hanya wanita yang sangat tegar seperti Hillary saja yang mampu menyelesaikan dan melewati masalah seperti ini.

Batu sandungan bukan hanya itu, karena ketika titik terang dunia perpolitikannya mulai tersibak untuk menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat, Barack Obama adalah penghalang terbesar yang telah berhasil menyingkirkannya dari kursi pencalonan Presiden dalam pemilihan capres Partai Demokrat tahun 2008 lalu.

Inilah buku sederhana yang bercerita cukup mengalir, mengupas banyak hal tentang hiruk-pikuk kehidupan Hillary Clinton yang dikenal bijaksana dalam kepahitan cinta, berjiwa besar dalam menerima kekalahan dan inovatif dalam berdiplomasi. Buku ini tidak hanya bercerita tentang karir politik Hillary, tapi mencabang pada persoalan sikap, etika dan bagaimana berpolitik yang baik, kemudian jender, persoalan keluarga, cara mendidik anak yang baik, hingga kisah cinta dan lamaran Clinton yang ditolak berkali-kali oleh Hillary saat masih remaja yang akan mampu menyihir pembaca menjadi tertawa.

Tidak ada komentar: