17 Juli 2009

JANGAN SALAHKAN SEMUANYA PADA TERORIS

Untuk sahabatku Marriott dan Ritz-Carlton

Oleh : Qin Mahdy


2003 Marriott, 2009 hotel Marriott lagi bersama seorang saudara sepupu dekatnya hotel Ritz-Carlton di kuningan kena sasaran bom berkekuatan tinggi yang cukup menewaskan 9 orang dan sedikitnya 55 lainnya luka-luka. Sebagai anak manusia saya turut berduka atas terjadinya tragedi berulang ini. Saya mengutuk, sekaligus mengecam semua tindakan yang tidak manusiawi.

Namun, di sisi lain saya melihat bom itu perlu koq ada di Indonesia. Ibarat sebuah tamparan, yang mampu membangunkanku kala sedang asyik melamun ria, atau ibarat seguyur air kala aku sedang tertidur lelap hingga lupa shalat subuh, itulah filosofi bom menurut hemat saya.

Ledakan semacam itu mesti ada sebagai peringatan ketika Indonesia sedang asyik erlena oleh pesta demokrasi yang baru beberapa hari ini selesai dilaksanakan yang berbuah carut-marut di sana-sini. Akhirnya semua mata tertuju pada Pemilu. Pemulung ribut pemilu, tukang bakso ngoceh pemilu, dosen juga berbicara pemilu, televisi terus updet Pemilu, demikian juga aparat keamanan menjaga ketat pesta demokrasi besar ini, namun penjagaan di lini lain bolong dan lemah, toh teroris sampai masuk hotel bintang 5, coba, apa itu gila...

Daaaar!!!

Duuuaaaar!!!

Itulah gamparan yang pas untuk membangunkan aparat-aparat yang sedang terlena, yang tidak konsisiten menangani keamanan menyeluruh di negeri ini. Dan saya yakin setelah peristiwa ini mata mata mereka bakalan melek sebesar biji gajah hingga malam telah berkabut gulita,, kemudian mereka bergumam,

"Ternyata masi ada teroris ya di Jakarta!"

Rasa aman itu memang perlu, namun keamaan yang sesungguhnya tidak akan pernah kita capai, apalagi di negeri yang selebar Indonesia ini. Lagipula definisi keamanan kita berbeda dengan yang dipahami oleh makhluk bernama teroris. Karena itu waspada itu menjadi perlu, jangan sampai lagi kita, khususnya aparat penegak keamanan baru mencari payung setelah hujan sudah reda.

Tidak ada komentar: