19 Juli 2009

MENGIKIS ANCAMAN GLOBAL WARMING


Judul Buku : Easy Green Living

Penulis : Valerina Daniel

Penerbit : Hikmah - Jakarta

Tahun : 1, April 2009

Tebal : 239

Harga : Rp 49.500,-




Resensi

Oleh : Almuttaqin/Qin Mahdy


Pemanasan global atau yang lebih dikenal global warming adalah menjadi salah satu isu utama yang tak habis-habisnya diperbincangkan masyarakat dunia belakangan ini, termasuk kita di Indonesia. Betapa tidak, momok yang paling menakutkan ini sangat berkaitan erat hubungannya dengan kemaslahatan dan keselamatan keberlangsungan hidup manusia sebagai penghuni bumi yang sudah turun temurun sejak jutaan tahun lalu. Singkatnya bumi manusia saat ini berada dalam ancaman. Seluruh negara di dunia akhirnya ambil pusing untuk ikut duduk bersama, berembuk dalam rangka mencari solusi, terlebih mengatasi fenomena perubahan iklim yang semakin tidak stabil hingga hari ini.

Tingginya panas bumi menyebabkan gunung es kutub berangsur-angsur mulai mencair. Akibatnya permukaan air laut naik dan menenggelamkan banyak pulau-pulau kecil. Badai, banjir, gelombang panas, kekeringan, hingga punahnya beberapa jenis puspa dan satwa juga menjadi bencana yang mau tak mau harus kita terima. Di Indonesia tanda-tanda itu sudah mulai tampak jelas. Seperti pergeseran musim hujan, ombak laut yang tinggi, meluasnya kekeringan di beberapa daerah, sementara sebaliknya banjir menggenang di daerah lain. Ini semua adalah bagian dari ancaman global warming yang sebenarnya patut kita waspadai. Lalu apa yang mesti kita lakukan untuk mengatasi masalah ini?

Pemerintah Australia jauh-jauh hari sudah mencanangkan beberapa misi penyelamatan bumi yaitu dengan mewajibkan ruang terbuka hijau selebar 10 hektar disetiap distrik dan 1,5 hektar di setiap blok atau apartemen. Pemerintah Australia juga menerapkan peraturan tegas mengenai penanggulangan sampah. Karena sampah termasuk komoditas yang cukup besar penyumbang gas rumah kaca.

Sementara Alnord - gubernur bagian Kalifornia – akan memberlakukan UU Sejuta Atap Matahari. Dengan pemberlakuan UU ini konon, 3 ribu Megawatt tambahan energi bersih akan tersedia dan efek rumah kaca menjadi berkurang 3 juta ton, hal ini sama dengan menghapus 1 juta ton mobil dari jalanan. Program hemat energi dan pelestarian lingkungan di kota ini merupakan program yang paling agresif diantara banyak negara di dunia. Kemudian, sebagai manusia Indonesia kita bisa melakukan apa untuk menyelamatkan bumi?

Valerina Daniel dalam bukunya yang berjudul Easy Green Living ini tidak mau ketinggalan, ia menawarkan kepada kita semua berbagai kiat-kiat yang bisa kita lakukan sebagai wujud tindakan penyelamatan bumi. Dengan kemasan ala Valerina buku ini mengajak semua golongan, baik itu orang tua, remaja, maupun anak-anak untuk melakukan tindakan-tindakan preventif yang sejatinya sangat sederhana. Seperti contoh memilih sampah rumah tangga, memilih kendaraan yang ramah lingkungan, membawa tas belanja sendiri, membawa bekal ke tempat kerja, memilih tempat berlibur yang murah dan menyenangkan, dan masih banyak tips-tips lainnya yang patut kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyongsong kehidupan dunia yang lebih baik. Walau terlihat Easy namun berawal dari tindakan-tindakan kecil ini lah semua hal-besar dapat diciptakan.

Tidak hanya tips-tips, di dalam buku ini kita juga akan menemukan berbagai kisah inspiratif Valerina dalam kiprahnya selama menjadi Duta Lingkungan dan reporter, mulai dari kisah naik perahu yang baling-balingnya tersangkut sampah di Muara Angke, hingga persoalan salah kaprah pandangan anak-anak sekolah tentang efek rumah kaca yang akan mampu membuat pembaca tergelitik.

Buah karya seorang Duta Lingkungan sekaligus mantan reporter salah satu stasiun televisi Indonesia ini layak dimiliki oleh setiap keluarga atau pribadi yang mengaku sebagai warga negara Indonesia. Karena topik serius ini oleh Valerina disampaikan dalam bentuk yang demikian populer, sederhana, bercerita, mendidik dan sekaligus mudah dipahami dengan tips-tipsnya yang aplikatif. Dengan menjalankan tips-tips tersebut berarti kita telah melakukan satu kebaikan untuk semesta, terutama manusia dunia, dan lebih-lebih untuk kehidupan generasi penerus kita nantinya. Karena misi penyelamatan lingkungan adalah misi kita bersama, bukan misi golongan atau sekelompok elit yang memiliki kepentingan. Bumi memang sedang dalam bahaya, namun tangan-tangan kecil manusia lah akan mampu menepis semua bahaya-bahaya itu.

Tidak ada komentar: