17 Juni 2009

MEMBONGKAR BIAYA PERANG IRAK


Judul :Perang Tiga Triliun Dollar

Penulis :Joseph E. Stiglitz dan Linda J. Bilmes

Penerbit : Mizan, Bandung

Tahun : 1, Februari 2009

Tebal : 267 Halaman

Harga : Rp 49 000,-


Resensi
Oleh: Almuttaqin/Qin Mahdy

Koran Jakarta, Kamis 12 Maret 2009

Perang Irak adalah perang penuh tipuan, kebohongan publik, serta kejahatan perang dan kemanusiaan. George Bush dan sekutu-sekutunya pantas diseret ke pengadilan internasional, karena perang ini pada dasarnya didorong oleh hawa nafsu imperialisme Amerika Serikat (AS) untuk menguasai ladang minyak Timur Tengah, bukan alasan balas dendam.

Sangat tidak adil jika mereka beralasan balas dendam terhadap serangan 11 September 2001 yang hanya menelan korban sekitar 3.000 orang. Sedangkan di Irak lebih dari satu juta rakyat sipil tewas, kemudian telah mengusir dan menelantarkan hampir satu juta penduduk Irak ke berbagai tempat di dunia, merusak banyak infrastruktur, sedangkan di pihak AS 4.000 serdadu tewas, itu belum yang cedera.

Itulah bukti kesombongan rezim Bush terhadap dunia. Mereka seolah ingin mengatakan bahwa “kami yang terkuat dan kamilah yang berkuasa.” Padahal perang Irak adalah satu-satunya pemicu awal kejatuhan ekonomi AS saat ini, yang konon akan berimbas hingga 100 tahun ke depan. Tak pelak, ini akan harus ditanggungi oleh jutaan generasi AS selanjutnya karena invasi di Irak telah mengeluarkan kocek AS yang cukup dalam.

Walau banyak tulisan yang menjelaskan tentang biaya-biaya yang dikeluarkan dalam perang di Irak, buku Perang Tiga Triliun Dollar karya Joseph E Stiglitz dan Linda J Bilmes ini berani membongkar dengan terperinci dan objektif betapa pembiayaan untuk invasi AS ke Irak jauh lebih besar dari apa yang dilaporkan secara resmi oleh pemerintahan George Bush.

Perhitungan itu lebih teliti dan obejektif oleh Stlightz dan Bilmez. Mereka mengatakan bahwa biaya yang sebenarnya, bila dihitung biaya-biaya tidak langsung yang dipikul pembayaran pajak AS, sejauh ini sudah mencapai 3 triliun dollar selama lima tahun dan ini terus bertambah. Ini pun belum termasuk beban bunga dan biaya ekonomi dan sosial yang nominalnya tidak mudah dikuantifikasi yang harus dibayar oleh bukan hanya rakyat AS, melainkan juga Irak dan kita sebagai warga dunia yang harus menanggung dampak ekonomi berupa melonjaknya harga energi dunia.

Kesombongan rezim Bush telah mengantarkan AS hari ini kepada citra yang serendah-rendahnya. AS tidak pantas lagi dijuluki sebagai negara superpower atau negara adikuasa karena kekuatan mereka hari ini telah diambil alih oleh Israel yang lebih biadab. Coba seandainya dulu Bush bisa berhitung, uang 3 triliun dollar AS itu tidak akan terbuang sia-sia. Ia bisa memberikan layanan kesehatan bagi 47 juta rakyat AS yang tidak memiliki ansuransi kesehatan, kemudian menuntaskan krisis perumahan, lalu membangun pendidikan pra-TK bermutu untuk semua anak-anak di AS, dan banyak lagi program lain yang mesti dibenahi.

Tidak ada komentar: