01 Juni 2012

FENOMENA PENGEMIS SATU RIYAL


"Ibarat gula, Mekkah adalah manisan yang banyak mengundang para pengais rezeki datang ke kota ini untuk mengadu nasib. Laki-laki maupun perempuan. Pekerja disektor formal maupun non formal. Bahkan yang bertangan buntung ikut berpartisipasi, menjadi pengemis jalanan."

Mekkah bukan cuma kota ziarah yang banyak dikunjungi Muslim dari berbagai penjuru dunia. Ibarat gula, Mekkah adalah manisan yang banyak mengundang para pengais rezeki datang ke kota ini untuk mengadu nasib. Laki-laki maupun perempuan. Pekerja disektor formal maupun non formal. Bahkan yang bertangan buntung ikut berpartisipasi, menjadi pengemis jalanan.
Kota Mekkah saat ini sudah dibanjiri pengemis. Apalagi pada saat musim haji. Dua kali lipat lebih banyak dari hari biasa. Mereka banyak datang dari Bangladesh dan warga kulit hitam Afrika. Biasanya para pengemis ini mangkal diperempatan jalan, di pusat perbelanjaan dan di seputar Masjidil Haram.
“Hajjah, Hajjah, satu riyal, satu riyal,” demikian ucap mereka jika bertemu dengan jemaah dari Indonesia.
Mereka rata-rata adalah anak-anak perempuan usia 6-9 tahun. Ada yang cacat dua lengannya dan banyak diantara mereka yang pura-pura buntung dua lengannya. Mereka sengaja melipat tangannya ke dalam baju kemudian ditutup menggunakan jilbab yang ia kenakan. Tak terbayangkan, anak yang masih polos punya pemikiran dan ide konyol semacam itu. Yang jelas mereka merupakan korban eksploitasi orang dewasa.
Untuk pengemis d wilayah Masjidil Haram biasanya mereka muncul saat menjelang shalat dzuhur, ashar dan sebelum magrib. Mereka duduk berderet menunggu jamaah yang datang dan pulang dari Masjid. Di jalan Al-Khalel yang diapit Zamzam Tower dan Hilton, di sana biasanya ramai berbaris.
Fenomena ini sudah membuat jengkel pemerintah setempat, karena sudah sangat mengganggu ketertiban umum. Aparat Pemda (Baladiyah) dan Polisi Lalu Lintas Mekkah sering dikerahkan merazia para pengemis tersebut, namun mereka kembali lagi setelah petugasnya pergi. Bila tertangkap pun, mereka biasanya punya cara ampuh untuk melepaskan dari, yaitu dengan mengiba dan menangis kencang, sehingga menarik perhatian orang banyak dan membuat petugas tidak tega melihatnya.
Mufti Besar Mekkah pernah mengeluarkan himbauan kepada jamaah untuk tidak memberikan sedekah kepada para pengemis. Namun, entah mengapa itu tidak menjadi jaminan pengemis bersih dari tahan haram. Kemungkinan jawabannya karena umat muslim masih banyak yang ingin bersedekah.
Mufti menambahkan lagi, bahwa, kalau jemaah ingin bersedekah, silakan kepada yang lebih jelas manfaatnya seperti bersedekah kepada petugas kebersihan Masjidil Haram dan kepada fakir miskin yang benar-benar sedang membutuhkan bantuan. 
Untuk Anda yang ingin bersedekah silakan pertimbangkan himbauan ini!

Tidak ada komentar: