19 Agustus 2011

MATAHARI DAN PREDIKSI KIAMAT 2012


Barangkali Anda sudah mendengar prediksi akan terjadi “badai matahari” superdahsyat mengancam planet bumi pada kisaran tahun 2012-2013 mendatang. Menurut ahli LAPAN dan berbagai peneliti dunia, badai matahari tersebut akan terjadi ketika adanya flare berupa ledakan besar di atmosfer matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Waw, sungguh menakutkan! Padahal bom atom yang dijatuhkan oleh Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B-29 Enola Gay pada Agustus 1945 itu telah merenggut sekitar 80.000 jiwa. Bila dikalikan dengan 66 juta ledakan serupa, tentu manusia yang dikorbankan akan mencapai angka yang cukup fantastis.

Badai matahari, nama inilah yang melatarbelakangi hebohnya isu kiamat 2012 yang mengemuka bak hantu di siang bolong sejak awal 2008 silam. Banyak masyarakat terkejut. Dunia seolah berada dalam ancaman terburut sepanjang masa peredarannya, karena kelangsungan hidup manusia terancam. Ekosistem makhluk hidup di bumi akan punah, termasuk Anda yang masih ingin hidup di tahun 2012.

Lalu, apakah berita ini cuma kabar burung, atau 2012 memang tahun baik untuk badai matahari? Banyak media nasional dan dunia secara massal meng-upgred berita ini ke khalayak ramai, ada yang terkesan berlebih dan sarkastis, namun banyak juga yang memberitakan sesuai fakta. Melalui tulisan ini Anda akan tahu ke mana arak gonjang-ganjing media yang terkadang memang terkesan senonoh dalam membeberkan berita mengenai kiamat 2012 tersebut, tanpa tebang pilih, tanpa memperhitungkan baik-buruk dan benar-salah. Di sini Anda akan menemukan beberapa kebenaran!

Matahari Bangun dari Tidur Panjang

“Persisnya bukan kiamat,” demikian sejumlah pengamat mengomentari masalah kiamat 2012. Tahun 2012 bukanlah kiamat yang dimaksudkan akan menghancurkan seluruh bumi dan isinya. Namun, badai akan terjadi pada beberapa titik matahari yang kemudian meletus dan akan memuntahkan cipratan partikel yang bisa merusak. Aktivitas ini berlangsung dalam siklus 11 tahun sekali. Dampaknya sangat luar biasa. Menurut para ahli, efek badai matahari bisa mencapai 20 kali lebih besar dari badai Katrina.

Bila melihat sejarah masa lalu, badai matahari pernah menghantam bumi pada tahun 1992. Pada saat itu trafo pembangkit listrik di Quebec Kanada menjadi sasaran yang kemudian terbakar hebat. Tak ayal listrik yang memasok kebutuhan 6 juta penduduk di sana padam selama hampir 9 jam.

Matahari memang telah bangun dari tidur panjangnya. Dan dalam beberapa tahun ke depan, seluruh makhluk planet bumi akan merasakan aktivitas matahari dalam level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk tersebut, sejumlah ilmuwan matahari terkemuka sudah berkumpul di Washington DC, Amerika Serikat sejak pertengahan 2010 lalu. Mereka membahas cara terbaik untuk menghindar risiko terburuk bencana ini dan berupaya melindungi satelit-satelit bumi dan sistem vital dari dari ancaman badai matahari.

Merusak Sistem Satelit

Salah seorang peneliti LAPAN, Clara Yono Yatini mengungkapkan bahwa bintik hitam menjadi pertanda tingkat keaktifan matahari. Ketika masa aktif itu mencapai puncaknya, matahari dapat menimbulkan ledakan (corona mass ejection) yang dapat menghujani bumi dengan partikel yang berpotensi sangat mengganggu, terutama merusak sistem satelit dan transportasi berbasis GPS.

Seperti yang Anda lihat masyarakat abad 21 sangat bergantung pada sistem teknologi tinggi dalam kehidupan sehari-hari yang rentan pada dampak badai matahari. Seperti navigasi GPS, perjalanan udara, jasa keuangan, dan komunikasi radio darurat semua bisa mati mendadak oleh badai matahari. Hal ini juga akan berdampak buruk bagi kelangsungan ekonomi dunia yang saat ini mulai menemui titik terangnya. Peringatan dan kekhawatiran seperti ini pernah dikeluarkan National Academy of Sciences dalam sebuah laporan tahun 2008.

Namun, kerusakan dapat diatasi jika para ahli dan pemerintah serius merembuk solusi terbaik dan berupaya agar mampu mendeteksi dini kapan badai akan datang. Itulah sebabnya, pemahaman cuaca matahari yang Iebih baik dan kemampuan untuk memberikan peringatan dini sangat penting. Seperti yang dilakukan Thomas Bogdan, Direktur Nasional Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA) dan NASA bekerja sama untuk mengelola armada satelit yang memantau matahari dan membantu untuk memprediksi perubahan surya. Ia menggerakkan sepasang pesawat ruang angkasa Stereo (Solar Terrestrial Relations Observatory) yang ditempatkan di sisi berlawanan dari matahari. Melalui alat ini mereka melihat bintik matahari yang disebut sunspot 1035 mulai terlihat membesar, yaitu hingga berukuran tujuh kali planet Bumi.

Tak bisa ditampik, LAPAN dan berbagai peneliti dunia telah memperkirakan bahwa masa puncak aktivitas matahari yang kini berada di siklus ke-24 memang akan terjadi pada rentang 2012-2013. Pada masa inilah diduga akan terjadi badai luar angkasa ekstrem akibat aktivitas matahari. Namun, ancaman tersebut cuma akan mengganggu sistem listrik, sistem satelit, dan transportasi berbasis GPS. Termasuk telepon seluler Anda akan eror dan bumi akan menjadi gelap gulita. Tak bisa dinyana, kemungkinan terburuk bisa membunuh manusia dan makhluk hidup.

By: Qin Mahdy

Tidak ada komentar: