Ketika senjata api dilarang dipakai
sembarang orang, airsoft diciptakan untuk memenuhi hasrat itu sebagai olahraga
menembak dan pengaplikasian strategi pertempuran dalam sebuah simulasi perang (aman)
yang mirip seperti aslinya.
Pelataran Point Square Lebak Bulus, pagi, Sabtu (05/05) tidak cuma diramaikan
oleh artis dan grup band yang sedang manggung, tapi Point juga diramaikan oleh para
tentara berbaju loreng yang lalu-lalang dengan persenjataan lengkap. Hum! Jangan
salah kira ada penggrebekan teroris, karena tepat di lantai 3 basemant sedang dilaksanakan
acara Indonesia Airsoft Show 2012 dan
turnamen airsoft seluruh Indonesia.
Berbagai komunitas dan tim dari
seluruh pecinta airsoft tanah air sengaja datang ke sini untuk berkompetisi. Ada
Riau, Jambi, Surabaya, Jawa Barat, Bogor, Gorontalo, dan tak ketinggalan
Clarity salah satu komunitas airsoft Cibubur juga ikut dalam kompetisi akbar
kali ini. Mereka membawa perlengkapan masing-masing. Layaknya dalam sebuah misi
perang, pagi itu mereka mulai menyiapkan semua perlengkapan bertempur. Seragam
militer, magazine (unit), kacamata pelindung, vest, kneepad, elbow pad, helm, sepatu,
dan tak ketinggalan unit diisi BB (sebutan untuk peluru).
Airsoft merupakan sebuah olahraga atau
permainan yang mensimulasikan kegiatan militer yang menggunakan replika senjata
api yang sering disebut airsoft gun. Permainan ini awalnya dimulai di Jepang
pada tahun 1970-an, dimana kepemilikan senjata api sangat sulit didapatkan
karena ketatnya peraturan, kemudian para pencinta senjata lalu mencari
alternatif yang legal untuk melakukan hobi mereka. Dan sekarang kegiatan
airsoft ini paling populer di Jepang, Tiongkok, Hong Kong, Macau, Korea
Selatan, dan juga menyebar ke Filipina, Amerika, Eropa dan Indonesia.
Salah satu peserta, Tomi dari tim Clarity,
ia terjun menekuni hobi airsoft ini sudah lebih dari tiga tahun. Ia sudah
bermain di banyak tempat, in-door
maupun out-door sudah pernah ia
lakoni. Tomi mengakui permainan airsoft diciptakan hanya untuk memenuhi hasrat para
pecinta senjata untuk mengalami pengalaman menembakkan senjata dan bertempur
dalam skirmish (permainan perang-perangan). “Suasana perang sangat terasa ketika
bermain,” katanya.
Perang tentu identik dengan
kekerasan, namun permainan airsoft punya kode etik sendiri yang dinamai rules of game (ROG). Beberapa di
antaranya unit tidak boleh lebih dari 430 fps. Menjaga kesopanan dalam ucapan. Tidak
boleh memukul lawan. Dilarang membawa senjata selain airsoft, seperti pisau,
petasan. Dan yang paling penting fisik pemain harus sehat.
Lalu berapa kos yang harus dibayar jika
mau bermain airsoft? Berdasarkan penjelasan Tomi, saat ini sudah disediakan tempat
penyewaan dengan bayaran 30-50 ribu rupiah perjam. Sedangkan kalau ingin beli
sendiri harganya lumayan mahal dibanding bermain futsal, karena unit yang
paling murah saat ini 3,5 juta rupiah. Lalu perlengkapan pakaian dan pelindung
muka kira-kira habis 250 ribu rupiah. Mengurus surat izin kepemilikan unit 400
ribu rupiah. Waw! Angka yang cukup fantastis untuk membayar sebuah permainan
yang sangat menguji adrenalin. Untuk Anda yang ingin mencoba, tunggu apalagi
silakan datangi komunitas ini di kota Anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar