Sabtu
(24/03) malam, selepas shalat isya saya menyempatkan diri berdiri pelataran
Masjidil Haram bersama dr. Farhan. Menikmati Al-Haram saat malam seperti
melihat dimensi lain sebuah masjid dengan pilar-pilarnya yang menyala.
Sementara lampu-lampu besar yang memancar di sekelilingnya membuat gulita malam
di sekitarnya menjadi seperti siang yang benderang.
“Kita
makan apa malam ini Mr.Qin?” pertanyaan dokter tiba-tiba membuyarkan
pandanganku. Kata-kata itu membuat perut jadi lapar. Apalagi saat itu jatah
makan kami di Hotel Zamzam sudah habis. “Makan apa saja lah Buya, yang penting
enak dan mengeyangkan,“ kata saya tertawa kecil.
Dengan
sigap ia langsung mengajakku ke Mall Hotel Hilton. Tak berapa jauh dari Masjidil
Haram. Melewati beberapa ruko yang menjual lukisan, perhiasan, parfum, BinDawood,
lalu ia mengajakku berhenti di sebuah tulisan asing “Al-Tazaj”. Waw! Saya terkejut
melihat restoran itu. Pengunjungnya ramai sekali. Berdesak-desakan. Kebanyakan
mereka adalah warga Arab dan Pakistan.
Lansung
saja malam itu kami pesan menu Al Tazaj kabsa. Harganya 20 riyal. Kalau
dirupiahkan kira-kira 50.000 rupiah. Namun, itu bukan angka yang mahal, karena
1 box versi Arab sama dengan 2 perut orang Indonesia. Malam itu kami makan satu
box berdua.
Soal
rasa, Arab memang terkenal dengan bumbu yang sedikit menyengat, namun cocok betul
dilidah orang Indonesia, khususnya daerah Sumatra. Kabsa punya rasa demikian. Perpaduan
merica, bawang putih dan kayu manis membuat kabsa (nasi) menjadi sangat
menantang dilidah. Apalagi ketika dinikmati bersama ayam bakar yang khas,
kenyal-kenyal guril. Rasa menjadi sangat padat. Ayamnya dibakar tidak terlalu
matang, sehingga kontur potongannya masih tetap utuh, seperti tidak ada kesan
kalau ayam tersebut dibakar.
Al
Tazaj adalah BBQ ayam cepat saji khas Arab yang berkantor pusat di Jeddah, Arab
Saudi, tetapi saat ini sudah di perluas ke berbagai negara di Timur Tengah
dengan sistem waralaba.
Restoran
ini dibuka pertama kali di Mekkah pada tahun 1989. Ini didirikan oleh Shaikh
Abdul Rahman Fakieh, pemilik Farm Unggas Fakieh di Arab Saudi. Restoran ini
menggunakan resep tradisional Arab khusus untuk ayam panggang segar.
Karena
terkenal enaknya, saat ini Al Tajaz sudah berada di lebih dari 100 lokasi di
Arab Saudi, sehingga menjadi perusahaan pertama secara nasional yang menjadi rantai
makanan tercepat di Timur Tengah.
Saat
ini Al-Tazaj juga menyediakan menu khas Indonesia, sate. Kombinasi bumbu Arab
dan bumbu kacang khas Indonesia membuat masakan ini konon sangat digemari. Ayo,
tunggu apa lagi, sambil umrah, mampir dulu ke restoran Al-Tazaj!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar