"Ibarat
gula, Mekkah adalah manisan yang banyak mengundang para pengais rezeki datang ke
kota ini untuk
mengadu nasib. Laki-laki maupun perempuan. Pekerja disektor formal maupun non
formal. Bahkan yang bertangan buntung ikut berpartisipasi, menjadi pengemis
jalanan."
Mekkah bukan cuma kota ziarah yang banyak dikunjungi Muslim
dari berbagai penjuru dunia. Ibarat gula, Mekkah adalah manisan yang banyak
mengundang para pengais rezeki datang ke kota
ini untuk mengadu nasib. Laki-laki maupun perempuan. Pekerja disektor formal
maupun non formal. Bahkan yang bertangan buntung ikut berpartisipasi, menjadi
pengemis jalanan.
Kota Mekkah saat ini sudah dibanjiri pengemis.
Apalagi pada saat musim haji. Dua kali lipat lebih banyak dari hari biasa. Mereka
banyak datang dari Bangladesh
dan warga kulit hitam Afrika. Biasanya para pengemis ini mangkal diperempatan
jalan, di pusat perbelanjaan dan di seputar Masjidil Haram.
“Hajjah, Hajjah, satu riyal, satu riyal,” demikian
ucap mereka jika bertemu dengan jemaah dari Indonesia.
Mereka rata-rata adalah anak-anak
perempuan usia 6-9 tahun. Ada
yang cacat dua lengannya dan banyak diantara mereka yang pura-pura buntung dua
lengannya. Mereka sengaja melipat tangannya ke dalam baju kemudian ditutup
menggunakan jilbab yang ia kenakan. Tak terbayangkan, anak yang masih polos punya
pemikiran dan ide konyol semacam itu. Yang jelas mereka merupakan korban eksploitasi orang dewasa.
Untuk pengemis d wilayah Masjidil Haram biasanya
mereka muncul saat menjelang shalat dzuhur, ashar dan sebelum magrib. Mereka duduk
berderet menunggu jamaah yang datang dan pulang dari Masjid. Di jalan Al-Khalel yang
diapit Zamzam
Tower dan Hilton, di sana biasanya ramai berbaris.
Fenomena ini sudah membuat jengkel pemerintah
setempat, karena sudah sangat mengganggu ketertiban umum. Aparat Pemda
(Baladiyah) dan Polisi Lalu Lintas Mekkah sering dikerahkan merazia para
pengemis tersebut, namun mereka kembali lagi setelah petugasnya pergi. Bila
tertangkap pun, mereka biasanya punya cara ampuh untuk melepaskan dari, yaitu
dengan mengiba dan menangis kencang, sehingga menarik perhatian orang banyak dan
membuat petugas tidak tega melihatnya.
Mufti Besar Mekkah pernah mengeluarkan himbauan
kepada jamaah untuk tidak memberikan sedekah kepada para pengemis. Namun, entah
mengapa itu tidak menjadi jaminan pengemis bersih dari tahan haram. Kemungkinan
jawabannya karena umat muslim masih banyak yang ingin bersedekah.
Mufti menambahkan lagi, bahwa, kalau jemaah
ingin bersedekah, silakan kepada yang lebih jelas manfaatnya seperti bersedekah
kepada petugas kebersihan Masjidil Haram dan kepada fakir miskin yang
benar-benar sedang membutuhkan bantuan.
Untuk Anda yang ingin bersedekah silakan pertimbangkan himbauan ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar